Diduga Sang Koruptor Jadikan Acara Sholawatan Panggung Pencitraan , Sungguh Tak Tahu Malu!

Redaksi

 


Nusantara News Probolinggo - Ada yang bikin geram sekaligus getir. Di tengah lantunan sholawat yang seharusnya menyejukkan hati, justru ada aroma amis yang menyelinap. Desa Paiton, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengadakan acara sholawatan 14/04/2025 ,tapi alih-alih jadi momen sakral, acara itu justru mengundang tanda tanya besar. Pasalnya, acara sholawatan tersebut dipimpin langsung yang diduga seorang koruptor Dana Hibah Provinsi Jawa Timur yang masih dalam penyidikan KPK RI . Astaga!


Bayangkan, orang yang pernah merampok kepercayaan rakyat, malah duduk manis di barisan depan majelis. Dengan wajah penuh senyum, seolah masa lalunya bisa ditebus hanya dengan duduk bersila dan bershalawat. Ironisnya, tak ada rasa malu sedikit pun dari pihak yang diduga Sang Koruptor. Tak ada kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan justru mencoreng nilai-nilai spiritual yang menjadi inti acara tersebut.


Banyak warga yang menahan geram, sebagian memilih diam, tapi diam itu bukan berarti setuju. Mereka hanya lelah, terlalu sering dikhianati. Dari sekian suara yang muncul, salah satu yang paling pedas datang dari Syamsul Arifin, pemuda asli Desa Paiton , saat dikonfirmasi 15/05/2025 , dengan nada tinggi dan mata yang menyala, ia menyuarakan keresahan banyak orang.


 "Sungguh sangat keterlaluan! Seorang koruptor masih bersholawat dengan majelisnya yang dipimpin oleh Sang Koruptor. Ini benar-benar mencederai nilai moralitas dan keteladanan bagi masyarakat. Apakah memang bangsa ini sedang krisis orang yang bermoral untuk memimpin sholawat? Ini bukan lagi soal politik, tapi tentang figur yang jadi panutan. Mau dibawa ke mana rakyat Desa Paiton ini?"


Beliau juga mengatakan sholawatan seharusnya jadi ruang tobat, bukan panggung pencitraan. Ketika suara sholawat digunakan untuk membungkus dosa, nilainya jadi kabur. Bukannya memperkuat spiritualitas, malah jadi alat legitimasi bagi mereka yang sudah lama kehilangan nurani dan merusak makna suci masih bisa bertahan di tengah panggung yang palsu dan banyak like di akun YouTube Majelis Al Kahfi .

(MH**)